Pentingnya kejujuran di sekolah
Tugas
Akhir Semester (Karya Ilmiah Remaja) - Essay Tentang SMA Negeri 1 Bojonegoro
PENTINGNYA
KEJUJURAN DISEKOLAH
Disusun
Oleh:
Hardina Kusuma Wuni
(X-3/9619)
SMA
NEGERI 1 BOJONEGORO
Jl. Panglima
Sudirman No. 28 Bojonegoro Telp.( 0353 ) 881574, ( 0353 ) 889503
DESEMBER
2012
Pendahuluan
Pendidikan karakter
merupakan suatu pendidikan yang menanamkan karakter-karakter agar dapat
membentuk manusia yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun masyarakat luas.
Pendidikan karakter sedang gencar-gencarnya di galakan di kota kecil yang penuh
dengan minyak bernama Bojonegoro.
SMAN 1
Bojonegoro merupakan sekolah unggulan kebanggan kota Bojonegoro. Sekolah yang menjadi favorit para orang tua
serta siswa-siswi ini sedang berusaha menggalakan program pendidikan karakter
agar dapat menghasilkan insan yang berkarakter dan berbudi luhur dan berguna
bagi diri sendiri serta nusa bangsa dan agama. Dengan adanya pendidikan
karakter ini siswa di harapkan mampu: Religius, Jujur,
Toleransi, Disiplin, Kerja Keras,
Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin
Tahu, Semangat Kebangsaan,
Menghargai Prestasi, Bersahabat/Komunikatif,Cinta Damai, Gemar
Membaca, Peduli Lingkungan,
Peduli Sosial, Tanggung Jawab.
Jujur merupakan salah satu pendidikan karekter yang penting dan sangat sulit ditanamkan. Kejujuran adalah
suatu sikap yang paling penting dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama. Segala
sesuatu yang kita perbuat di muka bumi ini harus dilandasi dengan kejujuran,
karena sekali kita berbohong pasti akan menutupi kebohongan kita dengan
kebohongan berikutnya.
Isi
SMA N 1 Bojonegoro telah melakukan segala macam upaya dalam menanamkan kejujuran di dalam diri siswa-siswinya. Tetapi jika dalam diri seorang manusia telah tertanam sifat tercela yaitu ketidakjujuran atau kebohongan, maka kita harus berupaya dalam menanamkan pendidikan karakter agar dia tidak terus menerus berbohong, agar kobohongan dan ketidakjujuran tidak menjadi kebiasaan ataupun budaya. Sekolah ini selalu menggiring siswa siswinya agar taat kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mebiasakan diri dalam berperilaku jujur. Tetapi segala macam upaya tersebut belum mendapatkan respon yang maksimal dari semua kalangan pelajar karena ketidak jujuran masih berlangsung di sebagian sudut sekolah ini.
Budaya “mencontek”
semakin merajalela bahakan menjadi makanan sehari-hari para pelajar di Indonesia
bahkan sebagian kecil siswa di SMAN 1 Bojonegoro. Padahal mencontek merupakan
kebiasaan yang tidak baik karena mereka telah bertindak tidak jujur. Pada saat ulangan ataupun ujian berlangsung
beberapa siswa melirik jawaban temannya, bahkan ada yang bertanya secara
terang-terangan kepada temannya ketika pengawas sedang lengah. Entah faktor apa
yang menyebabkan budaya mencontek masih berlangsung hingga saat ini, mungkin
mereka kurang belajar, atau mereka belum memahami materi yang di ujikan. Tetapi
hal tersebut hanya dilakukan beberapa anak yang belum sadar akan pentingnya
kejujuran.
Sebaiknya
budaya jujur lebih dikembangkan daripada budaya mencontek, karena budaya
mencontek tidak bermanfaat dan malah menghadirkan kerugian bagi diri sendiri
dan oranga lain. Bayangkan apa jadinya negara kita Indonesia jika para
penerusnya adalah pencontek ulung calon koruptor? Pasti negara kita semakin
terbelakakang dan nasibnya semakin suram. Lebih baik kita tanamkan pada diri
kita masing-masing bahwa kejujuran itu lebih baik dari segalanya. Sebaiknya sekolah
lebih membina siswa-siswi dalam melaksakan budaya jujur dengan cara memberikan
penyuluhan akan manfaat budaya jujur dan kerugian budaya mencontek, menegur dan
memberikan sangsi jika siswa-siswinya beberbuat tidak jujur,dan segala macam
upaya yang terbaik untuk siswa-siswinya.
Penutup
Saya selaku
siswa dan Warga Negara Indonesia berharap agar Bapak dan Ibu guru turut membantu
mengopitmalakan budaya jujur kepada siswa-siswi di lingkungan sekolah dan
masyarakat. Untuk siswa-siswi saya berharap agar kita semua mampu menerapkan
budaya jujur agar bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Kesimpulan yang
dapat saya ambil adalah sekolah SMAN 1 Bojonegoro telah berusaha dalam membentuk karakter siswa-siswinya tapi proses pembentukan karakter tersebut tak
lepas dari kesadaran siswa-siswi sendiri. Jika kedua komponen tersebut telah
berlangsung dengan baik, maka proses pendidikan karakter akan berjalan lancar
sesuai dengan harapan.